Disclaimer : Tulisan ini aku buat berdasarkan pandangan aku
sebagai seorang muslim. Tidak ada maksud untuk mendiskreditkan agama
lain. Dimohon untuk berkomentar dengan bijak dan santun.
Sudah dua hari ini, harian Republika menyajikan berita soal pro
kontra kontes Miss World yang akan di selenggarakan di Indonesia.
Tepatnya di Bogor dan Bali. Sebelum itu, tgl 12 April 2013, Dr Adian
Husaini juga menulis opini di harian Republika dg judul Miss World.
Tulisan Ustad Adian Husaini itu sangat lugas dan jelas dalam menjelaskan esensi dari kontes-kontes kecantikan. Seperti terlihat dalam kutipan berikut ini :
Pada 15 November 2012, sebuah situs hiburan di Indonesia menampilkan judul berita: Kriteria Miss Indonesia 2013 Ikuti Standar Miss World. Salah satu anggota tim juri audisi Miss Indonesia 2013 menyatakan: "Karena ini ajang kecantikan, bagaimanapun yang paling penting adalah fisik perlu diperhatikan, seperti wajah, tinggi badan dan proposional berat tubuh."
Itulah kontes kecantikan! Agar kontes semacam ini tidak menampakkan eksploitasi tubuh perempuan yang terlalu vulgar mirip-mirip seleksi binatang sembelihan -- maka dibuatlah kriteria tambahan dengan memasukkan aspek intelektual, seperti wawasan sejarah, pengetahuan umum, dan kemampuan bahasa. Dalam sebuah acara konferensi pers di Jakarta, (19/2/213), Julia Morley, Chairwoman of Miss World Organization mengatakan: "Mereka semua yang mengikuti ajang Miss World adalah wanita-wanita cantik. Mereka semua bisa menjadi Miss World. Tapi kami memilih peraih gelar Miss World tidak hanya dari wajah cantik saja, tapi sangat penting bagi kami melihat satu di antara mereka yang benar-benar memiliki jiwa sosial yang tinggi." (www.okezone.com).
Jadi, ini kontes kecantikan! Sehebat apa pun seorang perempuan; mungkin ia juara olimpiade matematika, pakar ilmu pengetahuan, pekerja sosial hebat, pembela kaum tertindas, penemu vaksin AIDS, dan sebagainya -- tapi tidak cantik, muka cacat bekas luka, ukuran cebol harus tahu diri. Menyingkirlah dari kontes ini! Sebab, Anda tidak cantik. (huruf tebal dari penulis)
Tulisan itu aku share di Fb dgn ditambahi komentar : Herannya, masih
ada aja perempuan yg begitu BODOHnya bangga dengan gelar2 dari kontes2
begini. Pdhal, ini kan, cuma ajang pamer tubuh aja. Na'udzubillah....
(huruf besar dari penulis). Aku sampai nulis begitu, soalnya jadi geram
sendiri melihat masih banyak masyarakat yg menganggap kontes seperti ini
tidak apa-apa. Padahal jelas, lebih banyak keburukannya. Tapi banyak yg
nggak sadar.
Dan berhubung aku ini muslim, maka standar nilai yg aku pakai jelas
standar nilai Islam. Untuk itu, aku sepakat 100% dengan pendapat Ustadz
Adian. Sangat disayangkan kalau ada muslimah masih bangga dengan ajang
pamer aurat seperti itu. Aurat itu untuk ditutup bukan untuk dipamerkan
kepada orang yang tidak berhak untuk melihatnya. Bahkan, sampai minta
ijin untuk tidak memakai kerudung segala demi mendapatkan gelar sebagai
Putri (kasus mantan Putri Indonesia berinisial QS). Jual akidah demi
dunia yg nggak seberapa harganya.
Sedang geram2nya seperti itu, aku tambah kesal saat baca komen dari
seorang MANTAN pemenang kontes kecantikan. Pendapatnya itu di muat dalam
berita harian Republika edisi Senin 15 April dan Selasa 16 April. Dia
bilang :
Nggak sepakat dengan pendapat yg mengatakan kalau ajang pamer tubuh
ini hanya bermanfaat bagi individu yg terlibat. Menurutnya, tempat
penyelenggaraan ( yaitu Bogor dan Bali) akan mendapat iklan gratis
(entah positif ato negatif) karena akan disiarkan ke seluruh dunia.
Selain itu dapat meningkatkan industri kreatif, karena ajang seperti
ini, akan membutuhkan banyak souvenir. Dengan kata lain pengrajin kecil
bakalan laku dagangannya.
Yg lebih nyakitin lagi komen dia soal pakaian. Katanya tak perlu
meributkan masalah pakaian. Karena pennyelenggara, akan melakukan
penyesuaian. Tak ada bikini dan cuma pakai pakaian renang one piece.
Haduh itu, mah, sama aja nggak menutup aurat. Btw, dia tahu nggak, sih,
batasan aurat menurut Islam? Setahu aku, sang MANTAN Ratu kecantikan
ini, muslimah. Sungguh aneh kalau sampai nggak mau tahu batasan aurat
dlm Islam.
Beberapa tahun yg lalu, Susmitha Sen, Miss World asal India pernah
juga ditanya soal penggunaan bikini di ajang kontes ini. Dia ngeles
dengan bilang, kalau itu bukan berarti juri (dan penonton) pengen
ngelihat tubuh para peserta. Katanya bikini itu dimaksudkan untuk
mengetahui kebugaran peserta kontes. Soalnya tugas-tugas sebagai Miss
World memang sangat padat, sehingga dibutuhkan tingkat kebugaraan fisik
yang tinggi.
Haah, aneh banget kalau begitu. Kebugaraan kan nggak bisa dilihat
dari bikini. Yg bisa mengukur tingkatannya, ya, cuma dokter ahli
kebugaraan. Yang emang tahu caranya. Dan itu nggak harus ngukurnya pakai
bikini.
Tapi, harap maklum, waktu ngomong begitu, Susmitha Sen baru berumur 17 tahun. Jadi wajar kalau rada nggak genap pikirannya. Dengan demikian terbukti kalau ini cuma ajang untuk pamer tubuh dan bukan ajang unjuk kepintaran.
To be Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar