Selasa, 25 Juni 2013

LA FEMME NIKITA ; KISAH CINTA YANG TIDAK BIASA

Sekitar tahun 2005-an (tepatnya sudah lupa) ada serial unik yang ditayangkan di Indosiar (kalau nggak salah, lho). Ceritanya tentang organisasi anti teroris. Dan, terorisnya tidak merujuk satu agama tertentu. Biasanya, sih, yang jadi teroris, penjahat-penjahat besar biasa yang (tentu saja) kejam.
Judul serial TVnya, 'La Femme Nikita'. Biasa disngkat dengan Nikita saja. Serial ini diadaptasi dari film produksi Perancis berjudul sama. Oh, ya, serial ini produksi Kanada. jadi kalau agak berbeda style dengan Hollywood, maklum saja. Dari segi budget, juga sudah beda. Nikita versi Kanada dibuat dengan biaya yang tidak terlalu mahal (menurut ukuran sana, ya. Jangan dibandingkan dengan biaya di sini.)
Tokoh utamanya cuma enam orang, Nikita (Peta Wilson), Michael (Roy Dupuis), Operation (Eugene Robert Glazer), Madeline (Alberta Watson), Walter (Don Francks), Birkoff (Matthew Ferguson). Tentu ada bintang tamu di setiap episodenya.Yang paling enak diikuti, apalagi kalau bukan intrik antara tokoh-tokohnya. Adegan eksyennya nggak banyak. Tapi, konflik antar tokohnya begitu bertenaga. Terutama, kisah cinta Michael dan Nikita.
Para pemerannya sangat meyakinkan dalam memperlihatkan rasa cinta yang terpendam. Lingkungan tempat mereka berada (disebut Section One), sangat tidak memperbolehkan perasaan. Maklum saja, mereka terlibat dalam permainan super berbahaya dengan banyak penjahat super kejam. Bila sedikit saja mereka menggunakan perasaan, tentu saja akan sangtsa berbahaya bagi diri mereka sendiri. So, sebisa mungkin, mereka menekan hati nurani.
Tapi tetap saja, semakin ditekan semakin jelas terlihat. Enak banget, memang melihat akting mereka. Nikita dengan hati nuraninya yang tidak sepenuhnya bisa dihilangkan oleh lingkungan Section, dan Michael dengan pengendalian diri yang luar biasa tenang. Sepanjang seluruh episode, jarang terlihat Michael memperlihatkan perasaannya dengan jelas. Mau sedih, marah, senang, bahagia, atau apa pun , mukanya tetap tanpa emosi. Pantas saja, pemerannya, Roy Dupuis, waktu ditanya bagaimana rasanya memerankan Michael, menjawab 'Exhausted'.
Bagaimana pun, ini serial yang bagus. It's one of my favourite. Sayangnya, pihak produser tidak berpendapat begitu. Serial ini sempat di-cancel penayangannya. di tahun 2000 (pertama kali tayang tahun1997). Hebatnya para fans serial ini memprotes dengan keras. mereka sampai bela-belain mengirim surat ke produser untuk minta serial ini dilanjutkan. Dan, berhasil. Walau hanya 8 episode. Fakta ini baru aku tahu akhir-akhir ini saja, pas aku iseng-iseng mencari tahu apakah ada yang masih ingat sama serial nan menawan ini.
Sayangnya, aku tidak berhasil mengetahui apakah ada penggemar LFN di Indonesia. Kebanyakan, dari luar semua. Di situslfnforever.tripod.com, tercantum beberapa alamat fans asal indonesia. Tapi, mereka joinnya dah lama banget. Situs itu juga nggak terlalu update.
Anyway, LFN emang bagus dan aku ingin selalu mengenang saat-saat menontonnya dengan gembira. Sayang banget, orang Indonesia nggak ada yang kepikiran buat bikin serial model begini. Kalau pun ada, kayaknya bakal nggak terlalu bagus juga.
Gambar para pemerannya. Keren, kan.
Foto para pemerannya. Kereen....


5 komentar:

  1. sy justru mengikuti serial ini sekitar thn 99 an dulu di indosiar, serial paling keren saat itu dgn ide cerita yg anti mainstream....

    BalasHapus
  2. Saya suka film ini dan belum bisa melupakannya..endingnya nikita ma michael berpisah..nikita tyep di section 1 dan michael hidup ma anaknya.huhu...sedih banget..

    BalasHapus
  3. Ada yg punya file film nya nggak yaa... Pengen nonton lagi.

    BalasHapus
  4. Ada yg punya file film nya nggak yaa... Pengen nonton lagi.

    BalasHapus
  5. Sy paling seneng sm serial ini. Tdk terlupakan..

    BalasHapus

‘ALIF LAM MIM’, BUKAN FILM LAGA BIASA

“We Control Everything” Sejak tahun lalu aku sudah dengar soal film ‘3’. Film yang hanya sempat beredar seminggu untuk kemudian, tanp...